Quantcast
Channel: Berita U.K. Petra
Viewing all 160 articles
Browse latest View live

Refleksi Rektor, Mengurai Perjalanan UK Petra Sepanjang 2010

$
0
0

Bertambah setahun perjalanan yang telah dilewati oleh UK Petra. Kami hadirkan catatan Rektor sepanjang tahun 2010 sebagai kilas balik dan refleksi atas penyertaan Tuhan terhadap UK Petra. Berikut catatan Prof. Rolly Intan :

UK Petra berhasil memperoleh nilai akreditasi “A” oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk beberapa program studi yakni Sastra Inggris, Arsitektur dan Manajemen. Sebagai informasi, dari lampiran hasil keputusan BAN-PT jumlah akreditasi progdi yang berhasil memperoleh nilai “A” hanya berkisar 5-10%. Proses pengajuan akreditasi Program Magister Teknik Sipil sedang dalam proses yang juga diharapkan mendapatkan hasil yang baik.

Beberapa penghargaan dan recognition dari beberapa pihak eksternal, antara lain: peringkat Webometrics, penghargaan dari Kopertis, DIKTI dan media. Selama tahun 2010, Webometrics melakukan dua kali pemeringkatan pada bulan Januari dan Juli. Pada bulan Januari, UK Petra memperoleh peringkat empat Nasional (ke-19 di Asia Tenggara, ke-854 di dunia) dan pada bulan Juli, UK Petra memperoleh peringkat lima Nasional (ke-25 di Asia Tenggara, ke-1117 di dunia). UK Petra juga memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari lima perguruan tinggi  unggulan dari  Kopertis wilayah VII. Selain itu, dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, UK Petra menempati urutan ke-9 di Indonesia dalam hal Menakar Potensi Karya Ilmiah Perguruan Tinggi periode 2005–2009. Perlu diinformasikan bahwa urutan 1 sampai 8 dipegang oleh universitas negeri. UK Petra juga menempati urutan ke-7 di Indonesia dalam web-ranking yang dilakukan oleh ICU (International Colleges and University). Penghargaan dari rekanan luar negeri juga diterima oleh  Rektor UK Petra berupa certificate of appreciation dari International Christian University, Tokyo Jepang atas kerjasamanya dalam International Service Learning Program pada tanggal 1 Desember 2010. Liputan media Metro TV dalam program Metro 10 yang disiarkan pada tanggal 22 Juni 2010 menempatkan UK Petra pada posisi ke-8 universitas terpopuler di Indonesia juga semakin memantapkan prestasi dan pengharaan bagi UK Petra.

UK Petra juga berhasil mendapatkan hibah dari Program Hibah Kompetisi Institusi DIKTI tema A, untuk mengembangkan peningkatan kualitas institusi. Salah satu hasilnya adalah UK Petra memperoleh sertifikat ISO 9001-2008 guna peningkatan kualitas layanan administrasinya. Beberapa hibah yang diterima selain hibah-hibah penelitian yang diterima dosen adalah Hibah Program Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional yang diraih oleh Biro Administrasi Kerjasama dan Pengembangan. Program Studi Sastra Inggris juga memperoleh grant dari British Council untuk program PMI2 Connect (perintisan kerjasama) dengan Portsmouth University, United Kingdom. Sebagai kampus yang berkomitmen menjadi Green Campus, UK Petra mencanangkan Kawasan Bebas Rokok per 1 Januari 2011.

Diperolehnya prestasi yang membanggakan di tahun 2010, tentunya tidak terlepas dari kasih karunia dan kemurahan Tuhan kita Yesus Kristus atas UK Petra dan dukungan dari banyak pihak termasuk sivitas akademika. Torehan prestasi tersebut hendaknya makin dipertegas dengan komitmen pada integritas dan layanan yang unggul sehingga UK Petra tidak hanya dikenal berprestasi tetapi dengan sungguh-sungguh mengemban visi dan misi untuk memuliakan nama Tuhan.

Pada tahun 2010 lalu, UK Petra juga mengalami masa duka karena kehilangan beberapa rekan sekerja di dalam Tuhan, yaitu: Bpk. Mayjen (Purn.) Sarwono, Dewan Penyantun YPTK Petra 2005-2010, Bpk. William Soeryadjaya, mantan Dewan Penyantun YPTK Petra 1991-2004 dan Bpk. Drs. Bunjamin Budi Setiawan, mantan Ketua YPTK Petra 1985, Pengurus YPTK Petra 1982-2002 dan perintis Fakultas Ekonomi UK Petra. Juga rekan dosen dan pegawai, yakni Bpk. Ir. Soejono Tjitro  MT.Manf dan Bpk. Eko Prasetyo Soenanto  S.E.,M.A. Juga, ada di antara mahasiswa yakni Sdri. Stephanie Ferina. Semoga kekuatan, penghiburan dan pemeliharaan dari Allah senantiasa diberikan bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

Menuju Resolusi 2011     

Beberapa program yang telah menjadi rencana untuk mulai dilaksanakan pada tahun 2011 adalah: pengembangan kampus dengan dukungan dari Tim Master Plan dan yayasan, pembukaan beberapa program studi baru baik sarjana maupun pasca sarjana, serta perayaan Dies Natalis ke-50 UK Petra dengan sebutan Petra Golden Jubilee 2011. Pengembangan kampus yang didukung oleh Tim Master Plan, akan dilaksanakan secara bertahap. Pada awal tahun, akan dilakukan renovasi pada area Entrance Hall dan front office BAAK. Pengembangan dua gedung baru di bagian timur juga sedang dalam tahap perencanaan. Diharapkan pengembangan tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan sivitas akademika. Tim perencanaan pembukaan program studi baru juga dibentuk dalam rangka pembukaan program studi Pendidikan dan Musik (program sarjana) dan program pasca sarjana untuk Manajemen, Sastra, Arsitektur dan Teknologi Industri. Jelang hari jadi UK Petra yang ke-50, beberapa rangkaian kegiatan direncanakan sebagai refleksi keberadaan UK Petra bagi mahasiswa, masyarakat, kota Surabaya dan bangsa. Seluruh rencana kegiatan Petra Golden Jubilee 2011 tersebut mengambil tema LIGHT to The World, Glory to The Lord diharapkan dapat mengekspresikan panggilan pelayanan UK Petra untuk menjadi terang sehingga benar-benar dapat mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus.

 

Selamat Berkarya di tahun 2011!


Meneropong Kebudayaan Tionghoa Saat Ini

$
0
0

Masyarakat Tionghoa yang berasal dari dataran Cina datang ke Indonesia tentu saja juga membawaserta kebudayaan Tionghoa, yang sampai saat ini masih dilestarikan di Indonesia meskipun mulai memudar seiring berjalannya waktu. Acara Cangkruk’an Jumat siang yang bertemakan “Mencari identitas ke-Tionghoa-an” diadakan pada Jumat (3/12) di lantai 5 gedung W Universitas Kristen Petra. Pembicaraanya adalah Prof. Dr. Thomas Santoso dan Sally Azaria, S.Sos yang membahas keberadaan kebudayaan Tionghoa pada masyarakat saat ini.

                “Penelitian dilakukan untuk mencari tahu seberapa besar tingkat kebudayaan masyarakat Tionghoa yang masih ada di masyarakat saat ini. Besar tingkat kebudayaan masyarakat Tionghoa ini dapat dilihat dari nama, budaya, alat sehari-hari, dan sebagainya. Namun komunitas masyarakat Tionghoa inipun masih terbagi -bagi menjadi banyak bagian,” papar Thomas. Beragamnya komunitas masyarakat Tionghoa tersebut dapat ditemukan di sekitar kita. Sebanyak sembilan komunitas akhirnya dipilih mewakili untuk menjadi bahan referensi penelitian yang diadakan oleh Sally Azaria.

                “Kebudayaan Tionghoa ini sendiri pun telah mulai memudar dengan cepat, terutama sejak mulainya Orde Baru yang telah diadakannya Ethnic Cleansing, munculnya kebijakan-kebijakan yang dapat memudarkan kebudayaan Tionghoa ini, seperti diharuskannya mengganti nama Chinese menjadi nama Indonesia, pembatasan jumlah penerimaan untuk masyarakat Tionghoa di sekolah negeri, dan masih banyak kebijakan tidak adil lainnya,” lanjut Thomas. Menurut Sally, “Being A Chinese, menjadi masyarakat Tionghoa di tengah-tengah masyarakat Indonesia, harus tetap menjaga kebudayaan Tionghoa itu sendiri, namun juga harus memiliki jiwa Nasionalisme. Nasionalisme diukur dari memberikan yang terbaik bagi bangsa ini”. Sally ingin menjadikan penelitian tersebut sebagai thesis ini berharap bahwa masyarakat Tionghoa akan dapat tetap melestarikan kebudayaan Tionghoa ini, bukan justru memudar atau bahkan hilang lenyap karena banyaknya kebudayaan Indonesia lainnya. (Indra)

Impian Menuju Pluralisme

$
0
0

Sabtu (3/12) pukul 09.00 WIB, terlihat banyak mahasiswa dari berbagai jurusan mulai memadati ruangan AVT 502 Gedung T, Universitas Kristen Petra. Tidak hanya itu saja, tetapi juga terlihat beberapa anggota perwakilan dari berbagai institusi, dari gereja-gereja lokal, dan bahkan dari NU (Nahdatul Ulama).

                Acara seminar Wawasan Kebangsaan yang bertema “Merawat kehidupan bangsa yang harmonis di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia” ini diadakan karena melihat banyaknya kejadian di dunia yang dapat memicu pertikaian kemajemukan masyarakat, tidak terkecuali dalam masyarakat Indonesia sendiri.

                Dipandu oleh Daniel Rohi, ST., M.Eng.Sc., acara ini dimulai dengan doa dan perkenalan para pembicara, yaitu Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H.,M.A., Bambang Noorsena, S.H., M.Hum., dan Ulil Abshar Abdallaseorang cendekiawan Muslim.

                Menurut Ulil sendiri, kekerasan yang dipicu oleh kemajemukan kebudayaan harus dapat kita lihat secara objektif. “Kekerasan tersebut merupakan wujud resistensi dari masyarakat yang pada awalnya merupakan masyarakat yang homogen, dalam artian memiliki kebudayaan dan kepercayaan yang sama; dan tiba-tiba saja mereka menemui berbagai kebudayaan dan kepercayaan yang asing. Dalam hal ini dibutuhkan strategi untuk menghilangkan sikap intoleransi tersebut, yaitu dengan cara membangun Pluralisme, sikap dan pengetahuan positif terhadap kemajemukan,” tutur cendekiawan Muslim yang juga anggota partai Demokrat tersebut.

Menurut Bambang Noorsena, hak-hak manusia haruslah tetap dipegang teguh, terutama di negara Indonesia yang berideologi Pancasila ini, di mana hak-hak beragama secara bebas seharusnya dilindungi dan dijamin oleh perundang-undangan negara Indonesia. “Pembunuhan fisik diawali oleh pembunuhan teori, yaitu hak hidup masyarakat. Tidak ada kejahatan yang lebih kejam daripada kejahatan atas nama agama, karena meskipun telah membunuh, para pembunuh tersebut malah merasa berjasa untuk Tuhan,” lanjut Bambang.

Sedangkan menurut Sahetapy, rusaknya kemajemukan di masyarakat adalah tanggung jawab dari pemimpin-pemimpin bangsa juga. “Di Indonesia terjadi berbagai kesulitan moral dan politik, kekerasan di mana-mana, dan juga korupsi yang semakin merajalela. Masyarakat saat ini masih belum berani mengkritik para pemimpin sendiri. Padahal sebenarnya yang salah bukan hanya pelaku tindakan-tindakan tersebut, namun inipun merupakan tanggung jawab dari pemimpin bangsa ini yang mengangkat mereka menjadi penjabat-pejabat tersebut,” tegas Sahetapy.

                Lebih jauh lagi, para pembicara berharap bahwa masyarakat harus belajar untuk menerima perbedaan yang ada, tidak sebagai pembeda tetapi pemersatu sehingga dapat menciptakan masyarakat yang harmonis, damai, dan rukun. (Indra)

Natal Universitas Kristen Petra - Ikalesang Ia Rumai Ea

$
0
0

“Marilah kita saling peduli dan saling mengasihi karena hidup ini untuk menyenangkan hati Tuhan,” ungkap Pdt. Dr. Rahmiati Tanudjaja saat memimpin Kebaktian dan Perayaan Natal  Universitas Kristen Petra, Jumat (3/12/2010) lalu. Acara ini merupakan puncak rangkaian Kegiatan Natal yang digelar oleh Panitia Natal 2010 sejak bulan November yang diawali dengan Peresmian Pohon Terang berbahan tali rafia setinggi 7 meter di Lapangan Hijau UK Petra, Christmas Carol for Charity, Aksi Rantang, Kunjungan ke Mantan Pegawai UK Petra, Pengobatan gratis bagi masyarakat Siwalankerto, dan lain-lain.

Setelah mengangkat budaya Tana Toraja tahun lalu, Natal kali ini mengangkat budaya Maluku dengan tema Ikalesang Ia Rumai Ea. “Itu bahasa asli Maluku yang artinya mari kita saling mengasihi yang mencerminkan budaya solidaritas dan saling menyayangi dalam diri orang Maluku,” ujar Prof. Dr. Hatane Semuel, M.Si. yang didapuk menjadi Ketua Umum Panitia Natal 2010. Acara puncak perayaan Natal di Auditorium UK Petra berlangsung meriah dan dipadati sivitas kampus dan tamu undangan. Suasana etnik mengiringi mulai sejak awal, tampak para penerima tamu memakai baju adat Maluku dan para pengunjung disuguhi berbagai makanan baik nasional Indonesia maupun makanan khas Maluku seperti Ikan Tongkol Rica-Rica, Kasbi, Keladi, Tumis Daun Pepaya, Acar Kuning, dan Sambal Kelapa. Tak hanya itu, ketika memasuki Auditorium para undangan disambut dengan lagu-lagu bernuansa Maluku dengan dekorasi ruangan mencerminkan suasana pantai.

Konsep acara perayaan Natal yang diusung kali ini berupa drama semi musikal berdurasi 120 menit dengan tarian, nyanyian, dan pantun asal Maluku yang dibawakan oleh Jujaro dan Mungare (sebutan muda-mudi Maluku). Dalam drama ini menceritakan bagaimana perjalanan Injil masuk ke tanah Maluku pada akhir 1500-an yang berpusat di Ambon. Selain didukung oleh 30 hingga 40 sivitas akademika, acara ini juga di dimeriahkan dengan aksi penampilan yang memukau dari Paduan Suara UK Petra, D’Clay, dan Panti Asuhan Peduli Kasih.  (Aj)

Ketika Soe Tjen Marching Bertutur Makna Kematian

$
0
0

Bagaimana rasanya menjadi 'mayat hidup' yang harus menjalani hidup keseharian di tengah manusia hidup lainnya? Kisah inilah yang diangkat oleh Soe Tjen Marching, seorang penulis, komponis dan feminis asal kota Pahlawan. Novel fiksi bertajuk “Mati, Bertahun yang Lalu” ini hadir dengan satirnya yang menggelitik tentang konsep kematian dan kehidupan. Launching sekaligus diskusi novel fiksi ini digagas oleh jurusan Sastra Inggris pada Jumat lalu (26/11) di ruang Petra Little Theatre (PLT), gedung B lantai 2.

Novel setebal 153 halaman ini menceritakan tentang seorang karyawan klinik bedah plastik yang rajin tiba-tiba mati di meja kerjanya. Namun energi jiwanya tidak padam sehingga ia bangkit kembali dan berusaha menjalani hidup seperti manusia normal. Ternyata sulit sekali berpura-pura menjadi hidup. Ia tidak boleh lupa bernafas dan mengedip-ngendipkan mata agar orang-orang yang berada di dekatnya tidak curiga. Dalam keletihan menjadi mayat hidup, ia memutuskan untuk meninggal saja dengan cara bunuh diri. Tapi sayangnya, rencana tak berjalan lancar. Saat berusaha mencari mati yang sesungguhnya, ia kemudian dihadapkan pada kenyataan-kenyataan yang mengejutkan dan anehnya menghidupkan. “Satir yang disajikan begitu dinamis dan lincah, menyentil berbagai aspek kehidupan, khususnya kehidupan orang Indonesia. Ia mampu menghadirkan satir yang segar, tepat sasaran namun tidak menggurui”, urai Stefanny Irawan, S.S, moderator dalam acara tersebut.

 Soe Tjen yang pernah bermukim di London selama lima tahun ini menyelesaikan karyanya tersebut selama empat tahun. Novel ini  diambil dari cerita pendek yang dibuatnya ketika ia harus berobat, keluar masuk rumah sakit. “Surabaya sengaja dijadikan latar dalam novel ini. Alasannya simple, yakni rasa kangen dan ingin memberi sesuatu yang berbeda. Itulah, akhirnya Surabaya menjadi pilihan setting cerita ini” ujar Soe Tjen yang juga alumni jurusan Sastra Inggris UK Petra ini. (Aj)

Seminar The Wingless Angel : Memulihkan Sayap Patah Penderita AIDS

$
0
0

Dua buah simbol AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merekat di dinding, dengan hiasan berupa sebuah sayap di setiap simbolnya.  AIDS memang tak asing lagi di kepala kita namun adakah hati yang peduli untuk menanggulanginya ? The Wingless Angel,  sebuah seminar AIDS yang diadakan Jumat (26/11) pukul 12.00 WIB oleh Korp Sukarela (KSR) mengingatkan kembali bahwa AIDS jangan sekedar ditanggapi sambil lalu. Seminar yang dimoderatori oleh Linda Bustan, S. Th., M. Div. ini mengundang Esthi Susanti Hudiono, M. Si, Direktur Eksekutif Yayasan HOTLINE sebagai pembicara.

                “Seminar ini diadakan karena adanya stigma pada masyarakat, bahwa HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang sangat mudah menular. Stigma ini mengakibatkan masyarakat cenderung mengucilkan para penderita HIV dan AIDS, padahal penderita HIV/AIDS adalah orang – orang yang justru membutuhkan perhatian dari kita”, demikian papar Esthi Susanti membuka seminar.

                Anak – anak muda, menurut Esthi, adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan tertular virus HIV. Adanya seminar ini diharapkan pula untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang HIV AIDS kepada anak – anak muda. Melalui seminar ini, pembicara mengatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mencegah virus HIV, yaitu untuk tidak melakukan seks bebas, setia pada pasangan, mencegah penularan dengan menggunakan alat kontrasepsi, tidak menggunakan Narkoba, serta mendekatkan diri dengan Tuhan dan edukasi.

“Pendidikan membuat kita dapat menjadi manusia, sebab pendidikan membentuk perilaku. Meskipun memang susah sekali pada prakteknya, tetapi dengan adanya pendidikan ini membuat anak – anak muda untuk dapat berpikir jauh ke depan lagi. Lebih baik pahit di depan daripada sengsara di belakang.” lanjut pembicara.

                Tak tanggung-tanggung, seminar ini juga mendatangkan seorang penderita HIV untuk memberikan testimoni. Ia mengisahkan bahwa ia tidak pernah tahu kalau dirinya tertular virus HIV tersebut.  Ironisnya, informasi tersebut baru diketahuinya pada saat ia melakukan tes HIV yang diwajibkan saat mendaftar menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri.  “Saya sangat kaget dan tertekan saat mengetahui bahwa saya tertular virus ini. Saya ingin bunuh diri saja, ingin melompat dari lantai dua saat di penampungan TKW. Tetapi tidak jadi karena saya teringat anak – anak saya  karena itu saya termotivasi untuk terus berjuang hidup. Saya ingin melihat perkembangan anak – anak saya”, jelasnya. (Indra)

Kisah perjalanan dinas Rolly Intan di Korea Selatan: Usulkan Akreditasi khusus Universitas Kristen

$
0
0

Rektor UK Petra, Rolly Intan, baru saja melakukan perjalanan dinasnya ke negeri ginseng Korea Selatan (31/10-4/11) untuk mengikuti konferensi ACUCA (Association of Christian Universities and Colleges in Asia) dan melakukan penandatanganan MoU dengan Woosong University di Daejeon.

Konferensi dua tahunan ACUCA ke-18 (18th General Assembly) yang rutin diikuti oleh UK Petra diselenggarakan di Universitas Keimyung, Daegu.  Dalam konferensi itu hadir pula perwakilan dari 73 universitas Kristen di Asia termasuk Indonesia untuk membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh universitas dan perguruan tinggi Kristen di Asia. Pula termasuk dalam agenda konferensi adalah pergantian presiden ACUCA dari Prof. Synn Ilhi (Presiden dari Keimyung University, Korea)  kepada Prof. Norihiko Suzuki (Presiden dari Internasional Christian University, Jepang). Dengan demikian, ICU akan menjadi tuan rumah konferensi mendatang. Sebagai salah satu alumni ICU yang juga mengenal Prof. Suzuki, Pak Rolly mengharapkan hubungan kerjasama UK Petra dan ACUCA semakin erat.

Konferensi ACUCA tahun ini membahas mengenai Sustainable Development and Christian Initiative. Menurut Pak Rolly, Sustainable Development  mencakup semua bidang kehidupan seperti ekonomi, lingkungan dan pendidikan. Guru Besar ini mengusulkan adanya standar dan akreditasi tersendiri bagi universitas kristen untuk mempertahankan ciri khas mereka di dunia sekuler. “Sebagai universitas kristen kita harus mempertahankan panggilan kita di tengah persaingan global dan permasalahan internal serta eksternal yang dapat melunturkan visi misi kita sebagai universitas Kristen,” ujarnya. Usulan itu ditanggapi positif oleh sebagian besar peserta konferensi karena melihat kenyataan banyak universitas Kristen yang telah kehilangan identitasnya.

     Setelah mengikuti konferensi ACUCA, sore harinya (3/11), Rolly langsung menuju Universitas Woosong tepatnya di SolBridge International School of Business untuk menandatangani MoU dengan Presiden Woosong University, John E. Endicott. Salah satu bentuk kerjasama adalah pertukaran pelajar (student exchange) dan rencananya akan ada beberapa mahasiswa UK Petra yang dikirim ke SolBridge pada semester mendatang.

Di kampus ini, Rolly Intan langsung mengungkapkan kekagumannya terutama dalam hal fasilitas dan suasana internasionalnya. ”SolBridge memiliki lebih dari 80% mahasiswa asing dengan mayoritas pengajar berasal dari berbagai negara dan fasilitas kuliah yang lengkap dan modern,” ujar Rolly saat diwawancarai di kantornya.

“Mimpi saya sesuai dengan visi menjadi global university, UK Petra harus mampu bersaing dan menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di sini. UK Petra harus menjadi berkat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan tidak hanya di lingkup nasional tetapi juga internasional,” begitu menurutnya. (Chriz)

Prestasi Dari Palangkaraya

$
0
0

Tim Paduan Suara UK Petra yang mengikuti Lomba PESPARAWI (Pesta Paduan Suara Gerejawi) Mahasiswa Nasional XI di Palangkaraya 17-23 Oktober 2010 tidak pulang ke Surabaya dengan tangan hampa. Raihan dua penghargaan emas kategori Musica Sacra dan Gospel/Spiritual serta penghargaan perak kategori Folklore di event dua tahunan itu menyertai perjalanan pulang mereka serta memenuhi koleksi penghargaan yang pernah diraih tim Paduan Suara UK Petra.

Dalam lomba kali ini, tim Paduan Suara UKP membawakan lagu-lagu antara lain berjenis sacred, afro-american spiritual serta lagu daerah suku Dayak sebagai lagu wajib. Semua kategori lagu ini dinyanyikan bersama satu tim. Menurut penjelasan Rubin Loekito selaku salah satu pelatih tim paduan suara, tiap kategori lagu memiliki keunikan dalam hal ritme dan latar belakang historisnya.

 Dosen mata kuliah dasar umum ini menyatakan PESPARAWI kali ini sangat spesial. Pertama, karena mayoritas dari 29 orang tim paduan suara merupakan mahasiswa yang belum pernah mengikuti PESPARAWI dua tahun sebelumnya. “Hanya sekitar empat orang yang pernah mengikuti, selebihnya  25 orang mayoritas baru jadi belum memiliki pengalaman”, ujarnya. Kedua, karena lomba ini diadakan di luar Jawa. Ketiga, karena adanya motivasi baru yang ditanamkan kepada tim paduan suara sebelum berangkat lomba yaitu “Menyanyi bukan hanya sekedar menyanyi dan mencari rangking setinggi-tingginya, tapi bagaimana kita bisa menjadi lebih berarti dan menjadi berkat serta menumbuhkan kerohanian masing-masing peserta”, ujar Rubin. Aspek kerohanian juga menjadi perhatian dalam pembekalan tim paduan suara yang berangkat ke PESPARAWI kali ini.

Secara keseluruhan tim Paduan Suara UK Petra menempati peringkat keempat dari 36 tim yang mengikuti PESPARAWI; namun, hasil tersebut tidak menyurutkan kebanggaan Rubin akan tim paduan suara yang sebagian besar anggotanya masih “hijau” tersebut. “Dari awal saya tidak mematok hasil tinggi, pokoknya dapat gold” katanya. “Tapi saya akan terus memberi pelatihan bagi tim paduan suara yang sekarang, seperti pemberian kelas vokal privat bagi tiap anggota; harapannya nanti untuk jangka panjang, supaya ketika ada lomba lagi, persiapannya jadi lebih matang jauh hari”, jelasnya. Untuk tim paduan suara yang sekarang, Rubin juga mengatakan mereka memiliki peluang besar untuk berkembang lebih baik lagi di masa depan.(Chriz)


Senandungkan musik Jazz, berikan hiburan berkualitas

$
0
0

Alunan suara bass dan trumpet yang biasa mengiringi musik jazz membawa audiens di Auditorium UK Petra terhanyut dalam suasana santai dan romantis. Perlahan-lahan, audiens pun terbenam dalam dentingan nada bass dan trumpet. Begitulah gambaran acara Jazz Goes to Campus yang diadakan pada Kamis (28/10) lalu. Acara ini merupakan rangkaian roadshow yang diadakan di empat kampus ternama di Surabaya yaitu UNAIR, UK Petra, UBAYA, dan ITS. Acara ini menghadirkan bintang tamu band musik jazz asli Surabaya yang tergabung dalam SAS (Surabaya All Stars).

Menurut Indah Kurnia selaku penyelenggara, acara ini ada supaya dapat memberikan hiburan yang berkualitas kepada mahasiswa. “Acara seperti ini juga untuk mengapresiasi musisi jazz yang ada di Surabaya yang selama ini kurang familiar bagi masyarakat Surabaya”, begitu menurut anggota legislatif ini. Wanita yang juga mantan manajer Persebaya Surabaya ini memilih kampus karena diharapkan warga kampus dapat memberikan apresiasi yang lebih daripada komunitas dari tempat lain. “Kiranya moment ini juga sebagai kaderisasi bagi SAS yang mayoritas anggotanya sudah gaek”, katanya.

Acara ini secara total dimeriahkan dengan penampilan band dan vocal group yang menyanyikan lagu-lagu jazz. Mulai dari mahasiswa hingga dosen dan staf  ikut menyumbangkan suara dan permainan musik mereka dalam acara ini. Suasana menjadi meledak setelah SAS tampil. Lagu-lagu yang mereka bawakan tidak hanya lagu mereka sendiri melainkan juga lagu-lagu dari musisi terkenal seperti Kenny G.

Tidak hanya penampilan band namun dalam acara itu juga ditampilkan music clinic untuk alat musik perkusi dan alat-alat musik yang tidak umum dimainkan seperti jimbe dan triangle. Tak ketinggalan sang empunya acara yaitu Indah Kurnia ikut menyumbangkan suaranya dalam lagu bersama SAS. Acara ini ditutup dengan persembahan lagu nostalgia dari wakil rektor bidang kemahasiswaan yaitu Ir. Jones Syaranamual, M.Eng dengan judul Sepanjang Jalan Kenangan. (Chriz)

PELAJARI KARIER DOSEN MELALUI WORKSHOP KUM DAN SERDOS

$
0
0

“Sudahkah Anda mengurus KUM ?”, pertanyaan ini tepat bagi para rekan dosen, khususnya yang hadir di workshop KUM dan Sertifikat Dosen (Serdos) pada Kamis lalu (14/10) pagi hari di RK IV gedung W kampus UK Petra. Workshopyang dihadiri oleh sekitar lima puluhan dosen muda ini tampak dengan cermat mendengarkan penjelasan Prof. Dr. Ir. H. Nadjadji Anwar ini yang mengupas tentang mutu dan karya dalam KUM. Mantan Koordinator Kopertis VII wilayah Jawa Timur ini mengungkapkan,”KUM berbicara tentang karier seorang dosen oleh karenanya silakan Bapak Ibu mulai mengurusnya”. Nadjadji juga menguraikan tentang prosedur serta prasyarat pengajuan KUM.

Pada kesempatan berikutnya, Drs. Heri Saptono Warpindyasmoro, M.Si memaparkan topik Administrasi KUM Jabatan dan Pangkat Internal. “Untuk mengurus pengangkatan pertama ke Asisten Ahli (AA) harus menduduki jabatan sebagai dosen atau calon dosen sekurang-kurangnya satu tahun”, ujar Heri. Jadi, pengumpulan poin bisa dimulai sejak seorang dosen mengajar meski masih berstatus calon dosen. “Penting bagi dosen memiliki jabatan akademik. Setidaknya  sudah AA”, jelas Heri.

Tidak hanya KUM, dosen juga harus mengantongi serdos. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof.Dr. Widji Soeratri, DEA.Apt di sesi terakhir. Dosen Unair ini secara gamblang menjelaskan tentang prasyarat sertifikasi dalam peningkatan mutu dosen. Widji menyinggung bahwa semua dosen harus memiliki sertifikasi, tidak gurubesar saja bahkan AA juga nantinya harus mengurus sertifikasi.

Ditemui di tempat terpisah, Andrian Dektisa Hagijanto, S.Sn., M.Si yang menghadiri seminar sangat mendukung diadakannya acara seperti ini karena menurutnya karier seorang dosen ditentukan secara signifikan oleh jabatan akademik dan kepangkatan. Pelatihan ini juga menyadarkan para dosen akan tugas dan tanggung jawabnya yang tidak hanya sekedar mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian saja akan tetapi memahami bahwa jabatan akademik ikut berpengaruh terhadap akreditasi jurusan. Dekan Fakultas Seni dan Desain ini berharap, “Kedepannya akan ada juga pelatihan-pelatihan lain yang lebih kepada operasional misalnya pelatihan yang sifatnya intermediate dan advance. Misalnya berupa studi kasus dari dosen-dosen saat mengurus KUM”. Agung Herwi Bantara, SH., Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian menegaskan, “Kegiatan yang diadakan oleh universitas ini berguna untuk membekali para dosen baru dan lama yang belum berjabatan akademik untuk melatih sekaligus memahami mekanisme jabatan fungsional akademik”. 

(Indra/Aj)

KOMPAK MAIN BASKET, BOYONG PIALA KEMENEGPORA

$
0
0

Dalam sebuah tim, kekompakan dan kebersamaan merupakan hal yang berharga. Apalagi dalam sebuah tim olahraga, setiap pemain harus mampu melebur menjadi satu dalam meraih prestasi. Begitulah gambaran tim bola basket putra UK Petra yang baru saja menjuarai piala KEMENEGPORA (Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga) pada tanggal 20 hingga 26 September 2010 yang lalu di lapangan basket Hayam Wuruk Brawijaya, Surabaya.

Di kejuaraan yang diadakan oleh Universitas PGRI Adibuana ini, tim basket putra UK Petra yang mayoritas anggota timnya terdiri atas mahasiswa baru (maba) berhasil mengalahkan tim lain yang lebih senior, berasal dari universitas lain contohnya seperti Unesa, Unair, UWM, dan UPH. Menurut Raymond Arif, selaku manajer tim, kemenangan dalam turnamen ini sebenarnya bukanlah target tim basket UK Petra. ”Awalnya kami cuma ingin memberi pengalaman untuk maba, juga banyak pemain senior yang absen karena urusan kuliah. Tapi puji Tuhan kita bisa juara” kata pria berkaca mata minus ini.

”Tim ini sebenarnya baru dibentuk namun mereka sudah berhasil bermain padu satu dengan yang lain”, papar pria yang juga mengikuti training basket ini lega. Hal senada diungkapkan oleh Victor, mahasiswa semester satu jurusan Teknik Sipil yang juga menjadi anggota tim basket UK Petra. ”Tidak ada rasa canggung, karena sejak awal sudah ditekankan kalau sesama anggota tim harus padu dan kompak tidak ada perbedaan”, rinci mahasiswa asal Ambon ini.

Kemenangan ini dijadikan acuan Raymond untuk membentuk tim yang dipersiapkan untuk event besar seperti Libama Jatim dan Campus League. ”Di event besar itu nanti akan diadakan seleksi lagi, semoga dengan seleksi muncul perpaduan antara pemain yunior dengan senior, sehingga tim Petra lebih kuat” kata Raymond. Pria tinggi ini juga optimis akan kemampuan tim bola basket UK Petra untuk bersaing terutama di wilayah regional Jawa Timur.

Harapan Raymond bagi tim basket  UK Petra ke depannya adalah supaya pembinaan dan perekrutan pemain ditingkatkan lagi. Dia juga mengajak mahasiswa yang memiliki bakat dalam bermain bola basket untuk bergabung dengan tim basket UK Petra untuk bersama-sama mengharumkan nama alamamater. Viva PetraLeague! (Chriz)

GAGAS PROGRAM SISTEM INFORMASI (SIB), TAWARKAN DUAL DEGREE

$
0
0

Information is power“, jargon ini menunjukkan bahwa informasi merupakan kekuatan pengendali di segala lini kehidupan termasuk di sektor bisnis. Fenomena ini pula yang menggagas Fakultas Teknologi Industri (FTI) untuk menjawab tantangan global akan hadirnya sebuah program yang merancang sistem yang terintegrasi dalam informasi bisnis yang dikenal Sistem Informasi Bisnis (SIB). Seperti apakah SIB ? Kami sajikan seluk beluknya dalam wawancara dengan Dekan FTI dan Ketua Jurusan Teknik Informatika berikut ini.

Ditemui di ruangannya, Djoni Haryadi Setiabudi, M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri membenarkan bahwa kegiatan belajar mengajar di program Sistem Informasi Bisnis (SIB) akan dimulai tahun depan. “Program ini dibuka untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak SMA yang tidak hanya ingin belajar programming saja akan tetapi juga belajar bagaimana menganalisa bisnis di sebuah perusahaan untuk kemudian membuat sebuah aplikasi bisnisnya” ujar Djoni. Dengan adanya program ini akan menghasilkan lulusan yang mempunyai jiwa dan semangat technopreneur, yaitu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. “Program ini akan dilaunching bulan depan. Kami akan menggelar pameran yang mengangkat tentang program ini sehingga masyarakat aware apa itu SIB dan hadirnya SIB di UK Petra”, ujar Djoni mantap.  

Ketua Jurusan Teknik Informatika, Rudy Adipranata, S.T.,M.Eng juga menambahkan, “SIB merupakan implementasi dari teknologi informasi, sehingga berbeda dengan bisnis biasa. Dalam SIB lebih belajar bagaimana memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk menunjang sistem informasi di bisnis” ungkap dosen berkaca mata ini. Pada awalnya, para mahasiswa di semester satu akan menerima pelajaran dasar seperti belajar tentang komputer baik softwarenya maupun hardwarenya kemudian baru akan mempelajari materi kuliah SIB diantaranya Analisis Proses Bisnis, Business Process Reengineering, Customer Relationship Management, Decision Support System, Analisa dan Desain Sistem Informasi, Audit Sistem Informasi dan Perancangan Strategis Sistem Informasi. Program Sistem Informasi Bisnis ini juga bekerjasama dengan Fontys University dan Inholland University, Belanda sehingga nantinya para lulusannya bisa memperoleh dua gelar sekaligus yaitu Bachelor of Engineering (B.Eng) dan Sarjana Komputer (S.Kom). Prospek karier lulusan juga menjanjikan. Beberapa profesi yang ditawarkan antara lain Chief information officer, Information system manager, Information system auditor, Information system consultant, Business system analyst, Business system design, Information system development project, Database administrator, Network administrator, System engineer, Web-developer dan Web-designer. (Aj/Inggrit)

Pengabdian yang Tak Pernah Sia-sia

$
0
0

Jumat (24/9) tidaklah menjadi hari yang biasa seperti yang terlihat sebelumnya di UK Petra. Kehadiran tamu undangan dan sivitas akademika membuat ruang Auditorium UK Petra menjadi crowded. Hari itu diadakan rapat terbuka Dies Natalis ke-49 UK Petra. Dalam acara tersebut juga diadakan acara pemberian penghargaan kepada para sivitas akademika.

Adalah Kosim, salah seorang sivitas di Unit Pelayanan dan Pemeliharaan Kampus (UPPK)  yang mendapatkan penghargaan dalam acara tersebut. Beliau mendapatkan penghargaan Petra Kencana Bhakti, penghargaan bagi sivitas yang telah mengabdi selama tiga puluh tahun di UK Petra. Di balik pengabdiannya selama 30 tahun ini, tidak banyak yang mengetahui bahwa ia memiliki cerita unik.

“Saya mendaftar di Petra pada tahun 1979. Pada waktu itu saya susah cari kerja, maka saya melamar pekerjaan. Pada waktu itu Petra belum terkenal. Yang terkenal namanya Petra itu pada waktu itu adalah roti Petra di jalan Kemuning. Pada waktu itu saya disuruh melamar ke Petra, tetapi saya bukan ke universitas ini, tetapi malah ke roti Petra di jalan Kemuning tersebut. Untunglah pemilik roti Petra tersebut adalah seorang dosen di universitas Petra ini juga, jadi saya dibilangi bahwa universitas Petra itu ada di jalan Siwalankerto. Akhirnya saya memberanikan diri melamar di Petra, dan ternyata saya diterima.” ujar pria yang berasal dari kota Pacitan tersebut.

Mengabdi selama 30 tahun di UK Petra bagi pak Kosim adalah benar-benar suatu keputusan yang tepat, karena menurutnya UK Petra selalu berusaha untuk mensejahterakan setiap sivitasnya, karena setiap anak dari sivitas UK Petra yang berkuliah di UK Petra akan mendapat potongan biaya perkuliahaan.

“Saya memiliki empat orang anak, dua orang kuliah di UK Petra dan sudah lulus, satu orang masih kuliah di UK Petra, sedangkan satu orang lagi masih SD. Potongan biaya perkuliahan dari UK Petra sangat membantu saya untuk dapat membiayai perkuliahan anak-anak saya,” ujar penghobi olahraga ini.

Di saat umur pengabdiannya yang telah mencapai 30 tahun ini, beliau hanya berharap bahwa segenap sivitas UK Petra akan dapat memiliki hubungan yang erat satu sama lain, serta untuk para mahasiswa agar dapat juga lebih mengenal UK Petra dan juga ikut untuk merawat UK Petra seperti milik mereka sendiri. (Indra)

UK Petra Gaungkan Green Campus Menuju Petra Golden Jubilee

$
0
0

Ada yang baru pada wajah UK Petra. Green Campus, inilah salah satu gebrakan UK Petra menuju Petra Golden Jubilee. Green Campus sengaja digagas, tidak sekedar untuk membuat wajah UK Petra lebih hijau namun menjadi satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Rektor UK Petra, Prof. Rolly Intan, M.A. Sc., mengungkapkan, “Sebenarnya masalah lingkungan menjadi tanggung jawab kita sebagai institusi pendidikan. Jadi, UK Petra mengajak para sivitasnya untuk melakukan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari learning process”. Rolly juga menjelaskan  bahwa Green Campus ini akan diimplementasikan pada kehidupan kampus UK Petra. Green Campus berimplikasi pada komitmen UK Petra untuk menjadi kampus tanpa rokok, tidak sekedar kampus bebas rokok. Green Campus juga dijewantahkan pada aktivitas kampus. Misalnya dalam acara kemahasiswaan, mahasiswa  disadarkan untuk menggunakan material yang ramah lingkungan. Selain itu, kegiatan akademik maupun non akademik juga akan diarahkan untuk less paper sebelum nantinya paperless.

Senada dengan paparan Rolly, Prof. Liliany Sigit, dosen Arsitektur sekaligus penggiat lingkungan mengungkapkan, “Makna green tidak sekedar menghijaukan wajah kampus UK Petra saja akan tetapi juga membagikan makna tentang lima konsep efisiensi yakni efisiensi kertas, lahan, air, energi dan sampah”. Penggagas Green Map Surabaya ini mengungkapkan bahwa faktanya seorang manusia membutuhkan sekitar 200 helai daun untuk ketersediaan oksigen. Lili juga menambahkan bahwa di setiap sudut kampus, disediakan empat tempat sampah dengan warna yang berbeda, antara lain hijau untuk sampah organik, oranye untuk kaleng makanan dan minuman, biru untuk sampah berbahan dasar plastik dan silver untuk sampah berbahan dasar bahan kimia.

Sejumlah enam pohon kamboja secara simbolik ditancapkan oleh Rektor pada Rabutanggal 22 September 2010untuk mengawali Green Campus. Aksi ini diramaikan dengan kampanye oleh sekitar 10 mahasiswa yang menggunakan pakaian daur ulang sembari menelusuri tiga gedung kampus UK Petra. Sumbangsih juga diberikan oleh Jurusan Desain Komunikasi Visual yang mempersembahkan sebuah seni instalasi berbentuk nyamuk yang terbuat dari sampah (kertas bekas, botol aqua, kaleng) setinggi kurang lebih 2,5 meter, tengah terpasang di lapangan hijau kampus UK Petra. (Inggrit)


Perayaan Dies Natalis ke-49 - Pencanangan Petra Golden Jubilee hingga bagikan Beasiswa

$
0
0

Jumat pagi (24/09) tampak beberapa orang menggunakan batik memadati Auditorium UK Petra. Tepat pada hari itu UK Petra merayakan Dies Natalisnya yang ke-49 secara sederhana namun khidmat. Beragam acara dikemas jadi satu, mulai dari pemberian beasiswa kepada mahasiswa berprestasi, penghargaan kepada para pegawai serta pencanangan Petra Golden Jubilee.

Perayaan diawali dengan kebaktian yang dibawakan oleh Wahyu Pramudya, M.Th, yang membawakan kotbah tentang bagaimana Universitas Kristen berperan agar dapat menjadi terang bagi dunia.  “Jangan mengabaikan kehendak dan rencana Tuhan, hendaknya para sivitas UK Petra berani mengambil resiko berkarya di tengah masyarakat tetapi tetap harus sesuai dengan mau Tuhan” ujar pendeta asal GKI Ngagel ini panjang lebar.

Pada kesempatan itu, dibagikan beasiswa sekitar 1,5 milyar kepada 379 mahasiswa. Beasiswa tersebut dibagikan dalam beberapa kategori diantaranya beasiswa Ekonomi Lemah, Kawasan Timur Indonesia, Keluarga Besar Pegawai UK Petra, Keluarga Besar YPTK Petra, Keluarga Besar PPPK Petra, Pendeta, Prestasi Akademik dan lomba UK Petra. Tak hanya itu saja, juga diberikan apresiasi bagi para mahasiswa yang berprestasi ekstra kurikuler di bidang penalaran, seni dan olah raga. Dies Natalis juga diramaikan dengan penyerahan penghargaan Petra Kencana kepada pegawai UK Petra. Petra Kencana Karya diberikan kepada 5 orang karyawan baik yang telah mengabdikan diri selama 20 tahun sedangkan Petra Kencana Bhakti dibagikan kepada 9 orang karyawan yang telah mengabdi di UK Petra selama 30 tahun. Selain itu, juga diberikan penghargaan pada pegawai berprestasi antara lain kepada Fredi Suryadi yang berhasil menyabet juara 2 Tenaga Administrasi Akademik Berprestasi Tingkat Kopertis Wilayah VII Jawa Timur dan Agus Dwi Hariyanto yang menggondol juara I Ketua Program Studi Berprestasi Tingkat Kopertis Wilayah VII Jawa Timur.

Dalam kesempatan perayaan Dies Natalis ke-49 itu,  Rektor UK Petra, Prof. Rolly Intan, melakukan pencanangan Petra Golden Jubilee dengan memukul gong sebagai tanda UK Petra memasuki usia yang ke-50 pada tahun depan. “Serangkaian acara telah dipersiapkan dengan tema-tema yang berbeda di tiap bulannya, mari kita semua para sivitas ikut berpartisipasi di dalamnya” pesan Rolly. (Ajeng)


Microwave 2010 - “We Make Things Happen!”

$
0
0

Pembawaannya yang tenang serta smiling voice-nya mampu memikat para juri. Layak jika performance tersebut kemudian menghantarkannya sebagai juara dalam Microwave 2010, sebuah kompetisi penyiar radio yang digawangi oleh Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) sejak 2009.  Dialah Fransisca Annete dari SMA Kristen Petra 5 Surabaya yang sukses berlaga bak penyiar profesional dan menyisihkan sembilan finalis lainnya. Lomba yang memperoleh animo sekitar 92 peserta dari pelbagai SMA/SMK se-Jawa ini menggelar finalnya di Surabaya Town Square (SUTOS) pada Senin malam (30/8). Microwave 2010 yang mengusung tema “We Make Things Happen !” ini dimeriahkan oleh pertunjukkan dance,modelling, pameran foto serta band akustik. Acara ini juga menjadi moment peluncuran logo Petra Campus Radio (PCR) yang sejak digagas pada tahun 2006, belum memiliki logo. Logo yang berupa empat balok frekuensi radio (equalizer) ini sengaja dibuat tidak simetris antar balok. ”Ini memberi makna bahwa dalam realita, kita sering menghadapi kendala yang membuat semangat kita menurun namun harus diingat bahwa kita harus bangkit dan optimis kembali. Pemilihan warna orange sebagai background menginspirasi PCR agar tetap dinamis dan energik”, ungkap Felicia Goenawan, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi.

Juri dalam Microwave 2010 kali ini adalah Titi Harahap (Prambors Radio), Hana May (dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UK Petra dan Runner Up 1 Putri Indonesia), Errol Jonathans (direktur operasional Suara Surabaya Media) serta Guest Judge Pandji Pragiwaksono (penyiar dan presenter TV). Kriteria penilaian para juri adalah aksentuasi, pace, speed, artikulasi serta penguasaan materi. Total hadiah yang diberikan kepada pemenang tak tanggung-tanggung, bernilai 20 juta rupiah berbentuk uang tunai, voucher, free trial class dari Probest Professional Broadcasting School dan kesempatan untuk siaran di 89.3 FM Prambors Radio bagi juara pertama.

Keluar sebagai runner up ialah Mentari Dwijayanti dari SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dan juara ketiga diraih oleh Abdul Jabbar Jawaddurrohman dari SMAN 3 Malang. Penentuan juara favorit melalui polling website diraih oleh Annette Yules dari SMAK Frateran. Ketua Microwave 2010 Atyatna Widyanti atau yang kerap disapa Anti mengungkapkan kalau keseluruhan acara Microwave 2010 sangat istimewa, ditilik dari jumlah peserta yang bertambah serta kualitas juri yang dihadirkan. Keistimewaan lainnya, Microwave 2010 ini berhasil menghimpun partisipasi mahasiswa FIKOM mulai kepanitiaan, pengisi acara sampai MC seperti yang diungkapkan dalam tagline tahun ini, ”We Make Tings Happen !” (Criz/Inggrit)

UK Petra Jelang Petra Golden Jubilee

$
0
0

UK Petra menjelang golden age, sebuah periode memasuki maturity. Meskipun masih tahun depan namun sedari dini para sivitas sibuk mencanangkan Petra Golden Jubilee. Bagaimanakah persiapan UK Petra merayakan usianya yang ke-49 pada 22 September besok dan rencana ke depan menyambut ulang tahun emasnya ? Simak wawancara kami dengan dua sivitas di bawah ini yang tengah menggaungkan Petra Golden Jubilee.

Petra Golden Jubilee, akan meramaikan kegiatan di UK Petra menjelang  Dies Natalis ke-49”, demikian ungkap  Drs. Ribut Basuki, M.A, Dekan Fakultas Sastra UK Petra sekaligus penanggung jawab Petra Golden Jubilee, sebagai kegiatan rangkaian menyambut Dies Natalis ke-50 yang jatuh pada bulan September tahun depan. Tema yang akan diangkat dalam Petra Golden Jubilee tersebut adalah “LIGHT to the world, glory to the Lord”. Tema ini akan menjadi tema besar yang akan diterjemahkan dalam setiap kegiatan di UK Petra selama satu tahun ke depan. Ribut juga mengungkapkan bahwa Petra Golden Jubilee ini akan disosialisasikan kepada para sivitas UK Petra, “Kita bahkan merancang logo bagi Petra Golden Jubilee agar sivitas aware, UK Petra menuju usia emasnya”, papar Ribut.

Penggiat lingkungan sekaligus penggagas Green Campus ini mengungkapkan, “UK Petra memang menuju Green Campus. Kita akan mempersiapkan kampanye untuk ini. GreenCampus sebagai bentuk kepedulian kita kepada lingkungan dan bumi tempat kita berhuni”, ungkap Prof. Liliany Sigit Arifin M.Sc., Ph.D mengawali pembicaraan. Liliany melanjutkan bahwa makna green tidak sekedar menghijaukan wajah kampus UK Petra. Green juga bermakna sebagai lima konsep efisiensi yakni efisiensi kertas, lahan, air, energi dan sampah. Faktanya, seorang manusia membutuhkan sekitar 200 helai daun untuk ketersediaan oksigen. Liliany juga menyinggung bahwa sebenarnya efisiensi energi telah diimplementasikan oleh UK Petra, hanya baru saja di gedung P lantai enam. “Sudah ada ruangan kelas yang menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification),  sistem energi akan terotomasi kalau kita memasuki ruangan”, tambahnya. Pada Dies Natalis ke-49 nanti, dosen Arsitektur ini juga mencanangkan agar para sivitas UK Petra untuk think global, act local melalui pameran Green and Glocal. (Inggrit/Aj)

Workshop Guru BK dan Kepala Sekolah SMA : GAGAS INOVASI, TAJAMKAN DIFERENSIASI

$
0
0

Seorang ibu tengah gelisah. Ia mendapatkan undangan dari sekolah, tempat putrinya menempuh pendidikan SMA. Kepala sekolah memanggil orang tua perihal aborsi yang dilakukan oleh putri semata wayangnya. Lantas, bagaimanakah kebijakan sekolah ? Apakah sang anak akan dikeluarkan dari sekolah ? Bagaimanakah perdebatan antara wali murid dan guru lain mengenai kasus aborsi ini ? Inilah sekilas role play yang tengah dimainkan oleh suatu tim dalam workshop yang digelar oleh UK Petra bagi 26 kepala sekolah se-Jawa dan kawasan Timur Indonesia pada kamis-jumat (26-27 Agustus 2010). Workshop yang membagikan tentang Branded Schooling Experience ini sukses memeras keringat para kepala sekolah untuk menggagas inovasi bagi institusinya.

Branded Schooling Experience ini dikupas sebagai salah satu strategi membangun kepuasan dan loyalitas siswa terhadap almamaternya. Diah Dharmayanti, M.Si selaku pembicara dalam workshop tersebut, menekankan bahwa kepuasan dan loyalitas murid SMA dibangun melalui people, process, serta product yang dihasilkan SMA tersebut. Lebih jauh, ia mengungkapkan empat indikator excellence yang dipakai sebagai dimensi pengukuran kepuasan siswa akan SMA nya yaitu Academic antara lain melalui prestasi sekolah dan akreditasi. Emotional melalui pemberdayaan organisasi-organisasi sekolah. Spiritual melalui ibadah bersama yang diadakan secara regular oleh sekolah serta Management Leadership melalui pengadaan fasilitas dan teknologi.

Rektor UK Petra, Prof. Rolly Intan, M.A.Sc, dalam kesempatan tersebut juga memaparkan mengenai Spiritual Excellence. Rolly menekankan pada character building yang menjadi kunci dari sebuah institusi Kristen. Character building menurutnya merupakan hal penting karena  mencakup profil-profil pemimpin yaitu caring, competence, commitment, courage dan communication.

Sementara itu, 24 guru Bimbingan Konseling (BK) memperoleh workshopEmotional Excellent at School. Tema ini mengangkat pentingnya lima dimensi yang membentuk kecerdasan emosi, yang notabene berpengaruh pada kesuksesan seseorang. Lima dimensi tersebut antara lain self awareness yang meliputi pengetahuan tentang keadaan yang disukai dalam suatu institusi, self regulation mencangkup kemampuan mengelola sumber daya sendiri. Motivation sebagai dorongan untuk meraih suatu tujuan agar terwujud, empathy merupakan kesadaran akan kepentingan orang lain dan social skills yang menyangkut kemampuan membangun hubungan dengan orang lain. (Criz/Aj)

Peresmian Patung Torso drg. Tan Tjiauw Yong

$
0
0

Sabtu siang, 21 Agustus 2010 telah berlangsung peresmian patung torso Rektor pertama Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, almarhum drg. Tan Tjiauw Yong. Peresmian patung yang berada di halaman depan entrance hall ini diawali dengan kebaktian ucapan syukur di Auditorium UK Petra, dengan dihadiri oleh kedua anak drg. Tan Tjiauw Yong, yaitu keluarga Dr.dr. Tan Koen Gie dan Tan Giok Kie, Pembina-Pengurus-Pengawas Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) Petra, Dewan Penyantun YPTK Petra, para Pejabat Struktural, para Dosen, perwakilan Lembaga-Lembaga Mahasiswa serta beberapa undangan khusus. Dalam kebaktian ini, ditegaskan kembali tujuan dari pembuatan patung ini, sebagai pengingat akan jasa-jasa drg. Tan Tjiauw Yong dalam mendirikan UK Petra. Seperti yang dipesankan Pdt. Liem Ie Tjiauw, S.Th. dalam kotbahnya, “Tujuan pembuatan patung bukan untuk tempat pemujaan, akan tetapi untuk mengenang founding father UK Petra, sekaligus mengingatkan kembali semangat almarhum untuk tetap dijadikan teladan”.

Siapakah drg.Tan Tjiauw Yong? Almarhum yang lahir di Malang, 21 Agustus 1918 silam ini merupakan sosok yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam proses pendirian UK Petra. Berkat sumbangan pikiran dan tenaga beliau lah, sehingga pada tahun 1961, berdiri UK Petra dengan Fakultas Sastra Inggris sebagai fakultas pertama. Dan dua tahun kemudian, menyusul berdiri Fakultas Teknik Sipil dan Fakultas Teknik Arsitektur. Ruang dan fasilitas perkuliahan yang sangat terbatas pada awal pendirian UK Petra, membuat Rektor pertama UK Petra (1961-1966) ini bersama pimpinan universitas lainnya berinisiatif mengadakan penggalangan dana. Hasil pengumpulan dana itulah yang kemudian digunakan untuk mendirikan gedung pertama UK Petra di Jalan Embong Kemiri 11. Kecintaan yang besar terhadap UK Petra, membuatnya tidak pernah berhenti mengupayakan suatu hal demi perkembangan UK Petra. Walaupun berada di luar negeri, sifat yang menonjol yaitu semangat juang yang tinggi untuk mencapai sesuatu inilah, membuat beliau tetap mencari dana bantuan luar negeri untuk UK Petra.

Dengan dibukanya kain penutup patung oleh Tan Giok Kie, anak kedua almarhum, maka resmilah patung torso drg. Tan Tjiauw Yong. Peresmian Patung torso ini menjadi hadiah paling indah bagi ulang tahun drg.Tan Tjiauw Yong, yang sampai akhir hidupnya, belum dapat mewujudkan keinginannya untuk melihat perkembangan UK Petra. “Terima kasih, penghargaan atas usaha ayah kami diwujudkan dalam patung torso ini. Semoga UK Petra semakin berjaya dengan mempertahankan kualitas pendidikannya agar dapat berguna bagi masyarakat“ ujar Tan Koen Gie, anak pertama almarhum saat memberikan sambutannya.

Kini patung torso berbahan tembaga dan kuningan karya seniman Nasional, I Nyoman Nuarta telah berdiri dengan megah di UK Petra. Semoga semangat juang drg. Tan Tjiauw Yong bisa menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas UK Petra. Sama seperti pesan drg.Tan Tjiauw Yong, yang tertulis dalam prasasti Patungnya :

 

Dengan pertolongan Yesus Kristus,
Universitas Kristen Petra mengharapkan anda mengabdi dengan tulus ikhlas kepada Gereja, Nusa dan Bangsa,
serta kepada Almamater.

(Ajeng)

Surabaya Restaurant Award 2010

$
0
0

Untuk keempat kalinya sejak tahun 2007, UK Petra menggelar Surabaya Restaurant Award (SRA). Kali ini SRA digelar di Hotel Majapahit (04/08). Untuk kali ke-empat ini Program Manajemen Perhotelan UK Petra bekerja sama dengan Disparta dan Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) memberikan anugerah PIALA WALIKOTA dan PIALA SRA yang disediakan oleh Program Manajemen Perhotelan UK Petra sebagai daya tarik untuk meningkatkan kualitas layanan bisnis makanan di Surabaya.

Bambang DH, Walikota Surabaya menyatakan apresiasinya pada UK Petra yang melalui acara ini berhasil mengakomodir para pemilik usaha kuliner untuk berkompetisi dan memberikan yang terbaik. “Selain menjadi provokasi, SRA juga menjadi ajang promosi untuk kuliner Surabaya,” tambahnya.

"Bagi yang belum mendapatkan bisa menjadi pelecut untuk meningkatkan layanannya sehingga ke depannya persaingan bisa lebih baik. Secara bertahap, kita akan meningkatkan Surabaya sebagai kota wisata kuliner," kata Walikota Surabaya, Bambang DH

Penyerahan anugerah piala walikota dan piala Surabaya Restaurant Award ini dilakukan oleh Walikota Surabaya, Bambang DH. Penghargaan ini diharapkan mampu membakar semangat pelaku usaha kuliner untuk meningkatkan kualitas usahanya

Selain Walikota Surabaya, pada kesempatan tersebut turut hadir pula artis ibu kota yang juga pemandu acara wisata kuliner, Bondan Winarno.  Presenter yang terkenal dengan istilah “Mak Nyus”nya ini juga berbagi informasi tentang kuliner dengan sejumlah mahasiswa, pengelola restoran dan cafe serta pelaku usaha pariwisata dan kuliner di Kota Surabaya pada sesi talk show. (Joehan)

Pemenang Surabaya Restaurant Award 2010 :

  1. Kategori The Best Indonesian Restaurant - Bumbu Desa
  2. Kategori The Best Chinese Restaurant - Depot 369
  3. Kategori The Best Asian Restaurant - Sushi Tei
  4. Kategori The Best Western Restaurant - Boncafe
  5. Kategori The Best Cafe - Excelco Cafe

Pemenang Piala Walikota :

  1. The Most Favourite Traditional Warung - Depot Soto Gubeng Pojok
  2. The Best Restaurant of The Year - Boncafe
-->
Viewing all 160 articles
Browse latest View live